Kamis, 10 Mei 2012
Selasa, 01 Mei 2012
Daftar nama-nama gunung
A
- Gunung Agung, di Pulau Bali
- Gunung Abang, di Pulau Bali
- Gunung Anjasmara, di Jawa Timur
- Gunung Argopuro, di Jawa Timur
- Gunung Arjuno, di Jawa Timur
- Gunung Aseupan, di Banten
- Gunung Awu, di Sulawesi Utara
B
- Gunung Balease, di Sulawesi Selatan
- Gunung Baluran, di Jawa Timur
- Gunung Bandahara, di NAD
- Gunung Batok, di Jawa Timur
- Gunung Batur, di Bali
- Gunung Batutara, di Laut Flores
- Gunung Batusibela, di Maluku Utara
- Gunung Bawakaraeng, di Sulawesi selatan
- Gunung Bedil, di Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat
- Gunung Betung, di Lampung
- Gunung Botto Kabobong, di Sulawesi selatan
- Gunung Bromo, di Jawa Timur
- Gunung Bukitunggul, di Jawa Barat
- Gunung Bur ni Telong, di NAD
- Gunung Burangrang, di Jawa Barat
- Gunung Boled, di jawa barat
C
- Gunung Cikurai, di Jawa Barat
- Gunung Ciremai, di Jawa Barat
D
- Gunung Dempo, di Sumatera Selatan
- Gunung Fatu Timao di Nusa Tenggara Timur
G
- Gunung Galunggung, di Jawa Barat
- Gunung Gamalama, di Ternate Ma-lut
- Gunung Gamkonora, di Maluku Utara
- Gunung Gede, di Jawa Barat
- Gunung Geulis, di Jawa Barat
- gunung gawalise di sulawesi tengah
- Gunung gandang dewata di sulawesi barat
- Gunung Guntur di Jawa Barat
H
- Gunung Halimun, di Banten
I
- Kawah Ijen, di Jawa Timur
J
- Puncak Jaya di Papua
K
- Gunung Kabaena, di Pulau Kabaena, Sulawesi Tenggara
- Gunung Karang, di Banten
- Gunung Karangetang, di Sulawesi Utara
- Gunung Kelud, di Jawa Timur
- Gunung Kerinci, di Jambi
- Gunung Krakatau, di Selat Sunda
- Gunung Kencana, di Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat
- Gunung Klabat, di Sulawesi Utara
L
- Gunung Lalakon,di Kabupaten Bandung Barat Jawa Barat
- Gunung Lamajang, di Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat
- Gunung Lasem, di Rembang Jawa Tengah
- Gunung Lawu, di Jawa Timur
- Gunung Leuser, di NAD
- Gunung Lompobattang, di Sulawesi Selatan
- Gunung Lokon, di sulawesi Utara
N
- Gunung Nepo, di Sulawesi Selatan
M
- Gunung Malabar, di Jawa Barat
- Gunung Manglayang, di Jawa Barat
- Gunung Mandalawangi, di Jawa Barat
- Gunung Marapi, di Sumatera Barat
- Gunung Mekongga, di Sulawesi Tenggara
- Gunung Merapi, di Jawa Tengah
- Gunung Merbabu, di Jawa Tengah
- Gunung Muria, di Jawa Tengah
- Gunung Nokilalaki di sulawesi tengah
- Gunung Mutis di Nusa Tenggara Timur
P
- Gunung Panderman, di Jawa Timur
- Gunung Pangrango, di Jawa Barat
- Gunung Papandayan, di Jawa Barat
- Gunung Patuha, di Jawa Barat
- Gunung Penanggungan, di Jawa Timur
- Gunung Perkison, di NAD
- Gunung Pesagi, di Lampung
- Gunung Pesawaran, di Lampung
- Gunung Prahu, di Jawa Tengah
- Gunung Pulasari, di Banten
- Gunung Pagogul, di Sulawesi Tenggara
- Gunung Puncak Besar, di Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat
R
- Gunung Rajabasa, di Lampung
- Gunung Raung, di Jawa Timur
- Gunung Rinjani, di NTB
- Gunung Riung Gunung, di Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat
S
- Gunung Sago, di Payakumbuh, Sumatera Barat
- Gunung Salak, di Jawa Barat
- Gunung Sanggabuana, di Jawa Barat
- Gunung Seblat, di Bengkulu
- Gunung Semeru, di Jawa Timur
- Gunung Seminung, di Lampung
- Gunung Sibayak, di Sumatra Utara
- Gunung Sibuatan, di Sumatera Utara
- Gunung Sihapuabu, di Sumetera Utara
- Gunung Sinabung, di Sumatera Utara
- Gunung Singgalang, di Sumatera Barat
- Gunung Slamet, di Jawa Tengah
- Gunung Sumbing, di Jawa Tengah
- Gunung Sundoro, di Jawa tengah
- Gunung Sorik Marapi, di Sumatera Utara
- Gunung Soputan, di Sulawesi Utara
T
- Gunung Talamau, di Sumatera Barat
- Gunung Talang, di Sumatra Barat
- Gunung Tambora, di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat
- Gunung Tampomas, di Sumedang, Jawa Barat
- Gunung Tandikat, di Sumatra Barat
- Gunung Tanggamus, di Lampung
- Gunung Tangkuban Parahu, di Jawa Barat
- Gunung Tilu Pangalengan, di Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat
W
- Gunung Wayang, di Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat
- Gunung Welirang, di Jawa Timur
- Gunung Wilis, di Jawa Timur
- Gunung Windu, di Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat
Sejarah terbentuknya Gunung Jayawijaya
Menurut teori geologi, awalnya dunia hanya memiliki sebuah benua yang bernama Pangea pada 250 juta tahun lalu. Benua Pangea pecah menjadi dua dengan membentuk benua Laurasia dan benua Eurasia. Benua Eurasia pecah kembali menjadi benua Gonwana yang di kemudian hari akan menjadi daratan Amerika Selatan, Afrika, India, dan Australia.
Pengendapan yang sangat intensif terjadi di benua Australia, ditambah terjadinya tumbukan lempeng antara lempeng Indo-Pasifik dengan Indo-Australia di dasar laut. Tumbukan lempeng ini menghasilkan busur pulau, yang juga menjadi cikal bakal dari pulau dan pegunungan di Papua.
Akibat proses pengangkatan yang terus-menerus, sedimentasi dan disertai kejadian tektonik bawah laut, dalam kurun waktu jutaan tahun menghasilkan pegunungan tinggi seperti yang bisa dilihat saat ini.
Bukti bahwa Pulau Papua beserta pegunungan tingginya pernah menjadi bagian dari dasar laut yang dalam dapat dilihat dari fosil yang tertinggal di bebatuan Jayawijaya.
Pengendapan yang sangat intensif terjadi di benua Australia, ditambah terjadinya tumbukan lempeng antara lempeng Indo-Pasifik dengan Indo-Australia di dasar laut. Tumbukan lempeng ini menghasilkan busur pulau, yang juga menjadi cikal bakal dari pulau dan pegunungan di Papua.
Akibat proses pengangkatan yang terus-menerus, sedimentasi dan disertai kejadian tektonik bawah laut, dalam kurun waktu jutaan tahun menghasilkan pegunungan tinggi seperti yang bisa dilihat saat ini.
Bukti bahwa Pulau Papua beserta pegunungan tingginya pernah menjadi bagian dari dasar laut yang dalam dapat dilihat dari fosil yang tertinggal di bebatuan Jayawijaya.
Misteri Gunung gede Pangrango
Kadangkala pendaki yang berada di kawasan alun-alun Surya Kencana akan
mendengar suara kaki kuda yang berlarian, tapi kuda tersebut tidak
terlihat wujudnya. Konon, kejadian ini pertanda Pangeran Surya Kencana
datang ke alun-alun dengan dikawal oleh para prajurit. Selain itu para
pendaki kadang kala akan melihat suatu bangunan istana.
Alun-alun Surya Kencana berupa sebuah lapangan datar dan luas pada ketinggian 2.750m dpl, di sebelah timur puncak Gede, merupakan padang rumput dan padang edelweiss. Surya Kencana adalah nama seorang putra Pangeran Aria Wiratanudatar (pendiri kota Cianjur) yang beristrikan seorang putri jin. Pangeran Surya Kencana memiliki dua putra : Prabu Sakti dan Prabu Siliwangi.
Kawasan Gunung Gede merupakan tempat bersemayam Pangeran Surya Kencana. Beliau bersama rakyat jin, menjadikan alun – alun sebagai lumbung padi yang disebut Leuit Salawe, Salawe Jajar, dan kebun kelapa salawe tangkal, salawe manggar.
Petilasan singgasana Pangeran Surya Kencana berupa sebuah batu besar berbentuk pelana. Hingga kini, petilasan tersebut masih berada di tengah alun-alun, dan disebut Batu Dongdang yang dijaga oleh Embah Layang Gading. Sumber air yang berada di tengah alun-alun, dahulu merupakan jamban untuk keperluan minum dan mandi.
Di dalam hutan yang mengitari Alun-alun Surya Kencana ini ada sebuah situs kuburan kuno tempat bersemayam Prabu Siliwangi. Pada masa pemerintahan Prabu Siliwangi yang menguasai Jawa Barat, terjadi peperangan melawan Majapahit. Selain itu Prabu Siliwangi juga harus berperang melawan Kerajaan Kesultanan Banten. Setelah menderita kekalahan yang sangat hebat Prabu Siliwangi melarikan diri bersama para pengikutnya ke Gunung Gede.
Sekitar gunung Gede banyak terdapat petilasan peninggalan bersejarah yang dianggap sakral oleh sebagian peziarah, seperti petilasan Pangeran Suryakencana, putri jin dan Prabu Siliwangi. Kawag Gunung Gede yang terdiri dari, Kawah Ratu, Kawah Lanang, dan Kawah Wadon, dijaga oleh Embah Kalijaga. Embah Serah adalah penjaga Lawang Seketeng (pintu jaga) yang terdiri atas dua buah batu besar. Pintu jaga tersebut berada di Batu Kukus, sebelum lokasi air terjun panas yang menuju kearah puncak.
Eyang Jayakusumah adalah penjaga Gunung Sela yang berada disebelah utara puncak Gunung Gede. Sedangkan Eyang Jayarahmatan dan Embah Kadok menjaga dua buah batu dihalaman parkir kendaraan wisatawan kawasan cibodas. Batu tersebut pernah dihancurkan, namun bor mesin tidak mampu menghancurkannya. Dalam kawasan Kebun Raya Cibodas, terdapat petilasan/ makam Eyang Haji Mintarasa.
Pangeran Suryakencana menyimpan hartanya dalam sebuah gua lawa/walet yang berada di sekitar air terjun Cibeureum. Gua tersebut dijaga oleh Embah Dalem Cikundul. Tepat berada di tengah-tengah air terjun Cibeureum ini terdapat sebuah batu besar yang konon adalah perwujudan seorang pertapa sakti yang karena bertapa sangat lama dan tekun sehingga berubah menjadi batu. Pada hari kiamat nanti barulah ia akan kembali berubah menjadi manusia.
Alun-alun Surya Kencana berupa sebuah lapangan datar dan luas pada ketinggian 2.750m dpl, di sebelah timur puncak Gede, merupakan padang rumput dan padang edelweiss. Surya Kencana adalah nama seorang putra Pangeran Aria Wiratanudatar (pendiri kota Cianjur) yang beristrikan seorang putri jin. Pangeran Surya Kencana memiliki dua putra : Prabu Sakti dan Prabu Siliwangi.
Kawasan Gunung Gede merupakan tempat bersemayam Pangeran Surya Kencana. Beliau bersama rakyat jin, menjadikan alun – alun sebagai lumbung padi yang disebut Leuit Salawe, Salawe Jajar, dan kebun kelapa salawe tangkal, salawe manggar.
Petilasan singgasana Pangeran Surya Kencana berupa sebuah batu besar berbentuk pelana. Hingga kini, petilasan tersebut masih berada di tengah alun-alun, dan disebut Batu Dongdang yang dijaga oleh Embah Layang Gading. Sumber air yang berada di tengah alun-alun, dahulu merupakan jamban untuk keperluan minum dan mandi.
Di dalam hutan yang mengitari Alun-alun Surya Kencana ini ada sebuah situs kuburan kuno tempat bersemayam Prabu Siliwangi. Pada masa pemerintahan Prabu Siliwangi yang menguasai Jawa Barat, terjadi peperangan melawan Majapahit. Selain itu Prabu Siliwangi juga harus berperang melawan Kerajaan Kesultanan Banten. Setelah menderita kekalahan yang sangat hebat Prabu Siliwangi melarikan diri bersama para pengikutnya ke Gunung Gede.
Sekitar gunung Gede banyak terdapat petilasan peninggalan bersejarah yang dianggap sakral oleh sebagian peziarah, seperti petilasan Pangeran Suryakencana, putri jin dan Prabu Siliwangi. Kawag Gunung Gede yang terdiri dari, Kawah Ratu, Kawah Lanang, dan Kawah Wadon, dijaga oleh Embah Kalijaga. Embah Serah adalah penjaga Lawang Seketeng (pintu jaga) yang terdiri atas dua buah batu besar. Pintu jaga tersebut berada di Batu Kukus, sebelum lokasi air terjun panas yang menuju kearah puncak.
Eyang Jayakusumah adalah penjaga Gunung Sela yang berada disebelah utara puncak Gunung Gede. Sedangkan Eyang Jayarahmatan dan Embah Kadok menjaga dua buah batu dihalaman parkir kendaraan wisatawan kawasan cibodas. Batu tersebut pernah dihancurkan, namun bor mesin tidak mampu menghancurkannya. Dalam kawasan Kebun Raya Cibodas, terdapat petilasan/ makam Eyang Haji Mintarasa.
Pangeran Suryakencana menyimpan hartanya dalam sebuah gua lawa/walet yang berada di sekitar air terjun Cibeureum. Gua tersebut dijaga oleh Embah Dalem Cikundul. Tepat berada di tengah-tengah air terjun Cibeureum ini terdapat sebuah batu besar yang konon adalah perwujudan seorang pertapa sakti yang karena bertapa sangat lama dan tekun sehingga berubah menjadi batu. Pada hari kiamat nanti barulah ia akan kembali berubah menjadi manusia.
Objek wisata yg dapat dikunjugi di Gunung
Gunung Gede maupun kawasan Taman Nasional Gede Pangrango juga
merupakan objek wisata alam yang menarik dan banyak dikunjungi oleh
wisatawan baik domestik maupun internasional.
Beberapa lokasi/obyek yang menarik untuk dikunjungi
- Telaga Biru. Danau kecil berukuran lima hektar (1.575 meter dpl.) terletak 1,5 km dari pintu masuk Cibodas. Danau ini selalu tampak biru diterpa sinar matahari, karena ditutupi oleh ganggang biru.
- Air terjun Cibeureum. Air terjun yang mempunyai ketinggian sekitar 50 meter terletak sekitar 2,8 km dari Cibodas. Di sekitar air terjun tersebut dapat melihat sejenis lumut merah yang endemik di Jawa Barat.
- Air Panas. Terletak sekitar 5,3 km atau 2 jam perjalanan dari Cibodas.
- Kandang Batu dan Kandang Badak. Untuk kegiatan berkemah dan pengamatan tumbuhan/satwa. Berada pada ketinggian 2.220 m. dpl dengan jarak 7,8 km atau 3,5 jam perjalanan dari Cibodas.
- Puncak dan Kawah Gunung Gede. Panorama berupa pemandangan matahari terbenam/terbit, hamparan kota Cianjur-Sukabumi-Bogor terlihat dengan jelas, atraksi geologi yang menarik dan pengamatan tumbuhan khas sekitar kawah. Di puncak ini terdapat tiga kawah yang masih aktif dalam satu kompleks yaitu kawah Lanang, Ratu dan Wadon. Berada pada ketinggian 2.958 m. dpl dengan jarak 9,7 km atau 5 jam perjalanan dari Cibodas.
- Alun-alun Suryakencana. Dataran seluas 50 hektar yang ditutupi hamparan bunga edelweiss. Berada pada ketinggian 2.750 m. dpl dengan jarak 11,8 km atau 6 jam perjalanan dari Cibodas.
Gunung gede pangrango
Gunung Gede merupakan sebuah gunung yang berada di Pulau Jawa, Indonesia. Gunung Gede berada dalam ruang lingkup Taman Nasional Gede Pangrango, yang merupakan salah satu dari lima taman nasional yang pertama kali diumumkan di Indonesia pada tahun 1980. Gunung ini berada di wilayah tiga kabupaten yaitu Kabupaten Bogor, Cianjur dan Sukabumi,
dengan ketinggian 1.000 - 3.000 m. dpl, dan berada pada lintang 106°51'
- 107°02' BT dan 64°1' - 65°1 LS. Suhu rata-rata di puncak gunung Gede
18 °C dan di malam hari suhu puncak berkisar 5 °C, dengan curah hujan
rata-rata 3.600 mm/tahun. Gerbang utama menuju gunung ini adalah dari Cibodas dan Cipanas.
Gunung Gede diselimuti oleh hutan pegunungan,
yang mencakup zona-zona submontana, montana, hingga ke subalpin di
sekitar puncaknya. Hutan pegunungan di kawasan ini merupakan salah satu
yang paling kaya jenis flora di Indonesia, bahkan di kawasan Malesia.
Gunung Gede merupakan sebuah gunung yang berada di Pulau Jawa, Indonesia. Gunung Gede berada dalam ruang lingkup Taman Nasional Gede Pangrango, yang merupakan salah satu dari lima taman nasional yang pertama kali diumumkan di Indonesia pada tahun 1980. Gunung ini berada di wilayah tiga kabupaten yaitu Kabupaten Bogor, Cianjur dan Sukabumi,
dengan ketinggian 1.000 - 3.000 m. dpl, dan berada pada lintang 106°51'
- 107°02' BT dan 64°1' - 65°1 LS. Suhu rata-rata di puncak gunung Gede
18 °C dan di malam hari suhu puncak berkisar 5 °C, dengan curah hujan
rata-rata 3.600 mm/tahun. Gerbang utama menuju gunung ini adalah dari Cibodas dan Cipanas.Gunung Gede diselimuti oleh hutan pegunungan, yang mencakup zona-zona submontana, montana, hingga ke subalpin di sekitar puncaknya. Hutan pegunungan di kawasan ini merupakan salah satu yang paling kaya jenis flora di Indonesia, bahkan di kawasan Malesia.
Langganan:
Postingan (Atom)